Sejarah Program Studi Orthopaedi dan Traumatologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Pada tahun 1979, Kepala Bagian Departemen Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, dr. Ketut Budha, Sp.B-KBD menunjuk dr. Ketut Nukarna, Sp.B, Sp.OT(K) untuk membangun Subdivisi Orthopaedi dan Traumatologi. Sebagai Orthoped pertama di Bali, beliau menghadapi berbagai tantangan baik dari internal maupun eksternal dalam memperkenalkan prinsip-prinsip Orthopaedi. 3 tahun menjalani pelayanan, tokoh yang sangat dihormati dan idealis ini meninggalkan kita seua di tahun 1982. Untuk melanjutkan perjalanan Orthopaedi di Bali, para konsulen Orthopaedi dari Surabaya secara berkala mengunjungi RSUP Sanglah untuk memberi kuliah dan pelayanan kesehatan di bidang Orthopaedi. Para konsulen tersebut antara lain Prof. Dr. dr. I.P. Sukarna, Sp.B, Sp.OT, Prof. Dr. dr. Djoko Roeshadi, Sp.B, Sp.OT, dr. Ichwan P Radjamin, Sp.B, Sp.OT, dr. Satrio, Sp.B, Sp.OT, dr. A Sjarwani, Sp.B, Sp.OT, dan dr. Bambang Prijambodo P., Sp.B, Sp.OT.
Pada tahun 1986, dr. Ketut Siki Kawiyana, Sp.B, Sp.OT menyelesaikan pendidikan Orthopaedi di Universitas Indonesia dan pada tahun 1987 dr. Putu Astawa, Sp.OT menyelesaikan pendidikan Orthopaedi di Universitas Airlangga. Mereka kemudian bersama-sama membangun kembali Subdivisi Orthopaedi dan Traumatologi di RSUP Sanglah, Denpasar dalam bidang pelayanan dan pendidikan. Sepuluh tahun kemudian di tahun 1996, dr. K.G. Mulyadi Ridia, Sp.OT menyelesaikan pendidikan Orthopaedi di Universitas Airlangga, dilanjutkan dengan dr. Wayan Suryanto Dusak, Sp.OT di tahun 1997. Pada tahun 2002, dr. I Ketut Suyasa, Sp.B bergabung dengan Subdivisi ini dan pada tahun 2005 beliau menyelesaikan pendidikan Orthopaedi di Universitas Indonesia.
Berbeda dengan kondisi saat ini, pada awalnya, founding fathers diharuskan untuk bertugas jaga malam di IGD guna mendapatkan kasus-kasus orthopaedi. Dalam prosesnya, para pendiri KSM berusaha keras untuk membuktikan kompetensi Orthopaedi dan Traumatologi dalam menangani kasus-kasus di bidang muskuloskeletal termasuk kasus trauma akut, dan yang pada akhirnya tercapai dan diapresiasi oleh pihak rumah sakit. Bersama-sama, para tokoh tersebut mengembangkan serta memperjuangkan Departemen Orthopaedi dan Traumatologi Universitas Udayana / RSUP Sanglah. Pada tanggal 25 Maret 2006, lahirlah SMF Orthopaedi dan Traumatologi berkat perjuangan kelima tokoh pendiri tersebut. Kemudian pada bulan Januari 2018, SMF Orthopaedi pun berubah menjadi Departemen Orthopaedi dan Traumatologi.
Lebih lanjut, dr. Putu Astawa, Sp.OT menyelesaikan pendidikan paska sarjana dalam bidang Fisiologi Olahraga dan dr. K.G. Mulyadi Ridia, Sp.OT menyelesaikan pendidikan sebagai Konsultan Tulang Belakang (Spine). Formasi ini dilanjutkan dengan ikut bergabungnya dr. Made Bramantya Karna, Sp.OT pada tahun 2006. Selanjutnya pada tahun 2005-2008, dr. I.G.N. Wien Aryana,Sp.OT dikirim ke Universitas Indonesia untuk melanjutkan pendidikan Orthopaedi dan Traumatologi, disusul dengan dr. Cokorda Gde Oka Dharmayuda, Sp.OT pada tahun 2009, serta dr. I.G.L.N.A Artha Wiguna, Sp.OT dan dr. I Gede Eka Wiratnaya, Sp.OT pada tahun 2010. Pada masa ini, staf administrasi adalah Ibu Made Sujani dan Ni Ketut Ari Fibrianingsih.
Untuk lebih memudahkan kegiatan, dengan seijin Pimpinan RSUP Sanglah Denpasar dibangunlah Gedung Sekretariat SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUP Sanglah Denpasar. Pembangunan ini merupakan wujud nyata dari Departemen Orthopaedi dan Traumatologi untuk mengembangkan diri dengan semangat kebersamaan. Program Studi Orthopaedi dan Traumatologi FK UNUD/RSUP Sanglah Denpasar pun resmi didirikan pada 13 Maret 2008 sesuai dengan SK Ijin Penyelenggaraan Program Studi baru pada Universitas Udayana Nomor: 851/D/T/2008.
Pada awal berdirinya Program Studi Orthopaedi dan Traumatologi Universitas Udayana, proses pendidikan masih bekerja sama dengan Universitas Airlangga dan Universitas Indonesia, sehingga beberapa tenaga pengajar bergantian datang dari luar kota untuk membimbing residen, di samping beberapa konsulen alumni universitas-universitas tersebut yang sejak awal mengabdikan diri untuk kemajuan Universitas Udayana/RSUP Sanglah. Beberapa konsulen dari luar negeri juga kerap kali datang untuk membagikan ilmu pengetahuan sebagai visiting professors, seperti Prof. W.J Cumming dan Prof. Joe Ghabrial. Selain itu, residen juga dikirim ke beberapa rumah sakit jejaring di pulau bali dan luar negeri (Jepang, Korea, dan Australia) untuk mempertajam ilmu dan keahliannya di bidang Orthopaedi dan Traumatologi.
Setelah dapat mengajar secara mandiri, Program Studi Orthopaedi dan Traumatologi Universitas Udayana tidak perlu lagi mendatangkan tenaga pengajar dari universitas lain. Kemudian, dr. I Wayan Subawa menjadi calon peserta didik pertama yang mengikuti seleksi penerimaan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Orthopaedi dan Traumatologi pada tahun 2008, walau kemudian beliau melanjutkan pendidikannya di Universitas Indonesia. Pada tahun 2008, dr. Henry Pebruanto akhirnya menjadi residen aktif pertama setelah pindah dari Universitas Airlangga/RSUD Dr. Soetomo. Lebih lanjut, di tahun 2008, dr. K.G. Arta Bujangga, dr. Erwin Yulianto dan dr. Broto Suwadji ikut bergabung sebagai peserta PPDS Orthopaedi dan Traumatologi Universitas Udayana sebagai residen pindahan. Di tahun yang sama, dr. Made Iman Antariksa juga bergabung dalam jajaran residen aktif setelah pindah dari PPDS Bedah Umum.
Setelah usaha keras serta dedikasi para staf, pada akhirnya tahun 2017 Departemen Orthopaedi dan Traumatologi Universitas Udayana berhasil mencapai akreditasi A dalam jangka waktu yang tergolong cepat. Seiring berjalannya waktu, pengembangan terus dilakukan dalam berbagai aspek hingga di tahun 2022 ini.
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA